PROPOSAL
PRAKTEK KERJA
LAPANG
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GRASS CARP (Ctenopharyngodon idella)
DI BALAI BENIH IKAN AIR TAWAR AIKMEL LOMBOK TIMUR
Oleh :
ALFAN ANDRIAN
C1K 008 044
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
HALAMAN
PENGESAHAN
Rencana Praktek Kerja Lapang yang diajukan oleh:
Nama : Alfan Andrian
NIM : C1K 008 044
Program Studi : Budidaya
Perairan
Jurusan : Budidaya Pertanian
Judul :Teknik Pembenihan Ikan Grass Carp (Ctenopharyngodon Idella) Di Balai Benih Ikan Air Tawar Aikmel
Lombok Timur
Rencana
Praktek Kerja Lapang telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.
Menyetujui:
Pembimbing,
Alis
Mukhlis, S.Pi., M.Si.
NIP.
19720715 200501 1 002
Mengetahui:
Ketua Jurusan
Budidaya
Pertanian
Ir. Idris, M.P.
NIP.
19591231 1986020 1 005
|
Ketua Program Studi Budidaya Perairan
Nunik Cokrowati, S.Pi., M.Si.
NIP.
19790313 200801 2 013
|
Tanggal Pengesahan:
_________________________
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan
kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga proposal
rencana Praktek
Kerja Lapang (PKL)
yang berjudul “Teknik Pembenihan Ikan Grass Carp (Ctenopharyngodon
Idella) Di Balai Benih Ikan Air Tawar Aikmel Lombok Timur” dapat
terselesaikan.
Proposal
ini disusun sebagai
syarat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. Dalam kesempatan yang baik ini Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Alis Mukhlis, S.Pi., M.Si. selaku dosen
pembimbing dan pihak lainnya yang telah membantu selama penyusunan hingga
penyelesaian proposal PKL ini. .
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa proposal PKL ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga proposal ini bermanfaat, bukan hanya bagi Penulis
tetapi juga bagi masyarakat luas.
Mataram, November 2012
Penulis,
Alfan Andrian
C1K 008 044
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
I.
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar
Belakang 1
1.2. Tujuan
Praktek Kerja Lapang 1
1.3. Manfaat Praktek
Kerja Lapang 2
II. TINJAUAN
PUSTAKA 3
2.1. Ikan
Grass Carp (Stenopharyngodon idella) 3
2.1.1.
Klasifikasi Ikan Grass Carp 3
2.1.2.
Morfologi dan Anatomi Ikan Grass Carp 4
2.1.3.
Habitat 5
2.1.4. Makanan dan Kebiasan Makan 5
2.1.5. Pertumbuhan 6
2.1.6. Pembenihan 6
2.1.7. Kualitas Air 9
2.1.8. Penyakit 9
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 10
3.1. Tempat
dan Waktu 10
3.2. Alat dan Bahan 10
3.3. Metode Pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang 10
3.4. Teknik Pengumpulan Data 10
3.5. Jadwal Pelaksanaan PKL 11
DAFTAR
PUSTAKA 12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ikan Grasscarp (Stenopharyngodon
idella) ……………………... 3
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Peraktek Kerja
Lapangan….……………………... 14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kegian Peraktik Kerja
Lapangan ….……...…………………... 13
Lampiran 2. Jadwal Kegian
Peraktik Kerja Lapanga…...…………………... 14
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang.
Ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella ) merupakan ikan introduksi berasal dari Cina
yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Tiongkong. Ikan ini pertama kali
dimasukkan ke Indonesia melalui Aceh pada tahun 1915. Setelah itu, didatangkan
lagi ke Bogor oleh Jawatan Perikanan Darat pada tahun 1949, dan selanjutnya
disebarluaskan ke Jawa Barat dan Yogyakarta. Lembaga penelitian perikanan darat
(LPPD) mendatangkan kembali ikan ini dari Jepang pada tahun 1964 dan Taiwan
pada tahun 1969. Semenjak itu, ikan grass
carp berkembang biak dan menyebar di sebagian besar daerah sentra budidaya
perikanan air tawar di Indonesia (Khaeruman dan Amri, 2011).
Ikan
grass carp (Ctenopharyngodon idella ) adalah salah satu
ikan air tawar yang cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebegai pemenuhan protein hewani. Ikan koan mempunyai banyak keistimewaan, antara lain : pertumbuhannye cepat, batas toleransi yang luas terhadap kondisi
lingkungan, kadar protein kasar lebih kurang 74,16 % per bobot kering tubuh, mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan dagingnya tebal.
Ikan grass carp (Ctenopharyngodon
idella ) meski tak populer untuk dikonsumsi, ikan
Grass Carp atau dikenal juga dengan nama ikan Koan merupakan ikan herbivora
yang hidup di air tawar. Ikan jenis ini pemakan tumbuhan air seperti Hydrilla
sp, Salvinia, rumput-rumputan dan tumbuhan air lainnya, sehingga jenis ini
dapat dipakai sebagai ikan pengendali gulma air baik di kolam maupun di
perairan umum.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui teknik pembenihan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella ) di Balai Benih Ikan Aair Tawar Aikmel Lombok Timur.
2.
Untuk
mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang digunakan dalam pembenihan
ikan grass carp (Stenopharyngodon idella) di Balai Benih
Ikan Aair Tawar Aikmel Lombok Timur.
3.
Untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam proses pembenihan
ikan grass carp (Stenopharyngodon idella) di
Balai Benih Ikan Aair Tawar Aikmel Lombok Timur.
1.3.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh
dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :
1. Menambah
pengetahuan tentang cara pembenihan ikan grass carp (Stenopharyngodon idella).
2. Dapat menerapkan secara mandiri dalam
pembenihan ikan grass carp (Stenopharyngodon idella).
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Grass
Carp (Stenopharyngodon
idella)
2.1.1. Klasifikasi Ikan Grass Carp
Menurut Syaputra (2012), ikan koan atau grass carp di klasifikasikan
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata (Crania)
Class : Osteichthyes
Subclass :
Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Subordo :Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus :
Ctenopharyngodon
Spesies : Ctenopharyngodon idella
Nama Asing :
Grasscarp
Nama Lokal :
Ikan Koan
Gambar 1. Ikan Grasscarp (Stenopharyngodon idella)
Sumber
: Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
Website : www.bbpbat.net
Ikan ini berasal dari sungai-sungai besar di China,
Siberia, Manchuria dan berhasil diintroduksi ke beberapa
negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan juga
ke negara lain seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Eropa Timur, Belanda
dan Jerman (Cross, 1968 in Resmikasari,
2008).
2.1.2. Morfologi
dan Anatomi Ikan Grass Carp
Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang agak memanjang dan
ramping dengan perut yang besar, mulut berbentuk
sub terminal mengarah ke bentuk terminal, kepala lebar dengan
moncong bulat pendek dan gigi paringeal dalam deretan ganda dengan bentuk seperti
sisir. Sirip dorsal dan anal pendek serta tidak memiliki duri dengan tipe sisik
sikloid, tanpa tulang belakang. Usus
berdiferensiasi menjadi esofagus pendek, katup pylorik dan rektum. Hati terletak di
permukaan dorsal usus dan lobusnya selalu memanjang pada rongga tubuh. Hati dan
pankreas dihubungkan oleh beberapa saluran kecil dengan saluran empedu yang
memasuki bagian posterior usus hingga ke katup pylorik. Kantung
empedu terletak diantara hati dengan usus dan kelenjar adrenal terletak pada
ginjal pronephros. Pada ikan yang panjang totalnya mencapai 58 mm (berumur 50- 60 hari) gonadnya berdiferensiasi dan
terletak di rongga peritoneum (Berry, 1970 in Resmikasari, 2008).
Ikan koan atau grasscarp
merupakan famili dari ikan mas maupun ikan karper dan ada juga menyebut
ikan ini ikan cina. Bentuk tubuh ikan koan memenjang agak pipih, ukuran kepala
relatif besar dan memanjang dari pada rahang bawah menandakan sifat makannya di
dasar perairan. Sisik berukuran sedang dengan warna kelabu gelap di bagian
pungungnya sedangka di bagian perut berwarna putih. Jumlah sisik di bagian
gurat sisi (linea lateralis)
berjumlah 42 buah. Sebagai ikan herbivora usus ikan ini memiliki panjang dua
kali dari panjang tubuhnya. Pada habitat aslinya ikan koan memiliki panjang 2
meter dengan berat 20-39 kg (Khaeruman dan Amri, 2011).
Ikan koan memiliki panjang tubuh empat kali dari tinggi
badannya. Bentuk badan seperti torpedo (stream
line). Tubuh ikan koan tertutup sisik sikloid berukuran sedang, warna sisik
yang menutupi bagian punggung berwarna
kelabu hijau sedangkan bagian bawah atau perutnya berwarna putih. Mulut dapat
disembulkan dan tidak memiliki sungut, mulut ikan koan tidak memiliki gigi yang
besar namun mampu mencabik dan memotong daun yang cukup keras. Pada
kerongkongan terdapat catok dan dua pasang tulang derbentuk sabit bergerigi
yang berhadap-hadapan. Diantara catok dan sabit yang bergerigi terdapat tulang
rawan yang dapat menghaluskan makanan (Raspati,1998 in Wahyuni, 2001).
2.1.3. Habitat
Habitat dari Ikan Koan secara
umum adalah di perairan tawar. Banyak ditemukan pada perairan bebas seperti Sungai, Danau, maupun Rawa. Ikan Koan
merupakan salah satu spesies yang bergerak cepat dalam perairan dan
merupakan salah satu jenis ikan yang paling
rentan apabila hidup pada keadaan oksigen yang rendah (Anonim, 2011).
Habitat utama ikan koan ialah sungai-sungai besar
di Tiongkok. Ikan ini dikenal sebagai ikan liar penghuni lapisan permukaan perairan tawar, terutama di
sungai-sungai berarus kuat dan danau yang kaya akan vegetasi air. Ikan koan
hidup dan berkembang biak di wilayah yang beriklim sedang sampai pada suhu 0oC.
di wilayah beriklim panas ikan koan dapat hidup
sampai suhu 36o C. ikan koan juga dapat hidup pada perairan sedikit
payau dengan salinitas 7 ppt (Kordi, 2009).
2.1.4. Makanan dan Kebiasan Makan
lkan
koan (Ctenopharyngoaon idella), kebanyakan masih dipelihara secara tradisional dengan
pemberian pakan nabati berupa daun segar,
tetapi pakan dalam keadaan segar memiliki
kadar protein yang rendah sehingga perlu penambahan pakan lain
yang memiliki kadar protein yang tinggi. Protein
merupakan sumber energi utama bagi
ikan, protein dalam pakan akan
digunakan secara optimal untuk pertumbuhan. Penggunaan protein secara optimal dapat dicapai apabila sebagian
besar kebutuhan energi ikan dipenuhi dari komponen non protein seperti
karbohidrat (Shiau, 1997 in Hariadi, 2005
).
Aktivitas makan ikan koan dimulai pada umur 3-4 hari
setelah menetas, pada umur ini larva ikan koan memakan
protozoa dan rotifera. Setelah 2 minggu menetas ukuran larva mencapai 12-17 mm dan
mulai memakan makanan yang lebih besar diantaranya larva insekta dan pada
umur 3 minggu ikan koan mulai memakan tumbuhan, diantaranya
alga dan makrofita, dan secara nyata terjadi pada 1-1,5 bulan setelah penetasan.
Ikan yang termasuk herbivora ini
mempunyai usus yang pendek yaitu 2-3 kali panjang badannya, sehingga 50 % dari
bahan makanan yang dicerna akan keluar dalam keadaan tidak tercerna secara
sempurna (Nikolsky,
1963 in Resmikasari, 2008).
2.1.5. Pertumbuhan
Pertumbuhan individu didefinisikan sebagai
pertarnbahan ukuran panjang atau berat
dalam periode waktu tertentu, sedangkan pada populasi merupakan peningkatan biomassa suatu populasi yang dihasilkan oleh
akumulasi bahan-bahan dari dalam lingkungan.
Pertumbuhan ikan merupakan suatu pola kejadian yang kompleks yang melibatkan
banyak faktor pembeda, termasuk di dalamnya: (1) temperatur dan kualitas air; (2) Ukuran, kualitas dan ketersediaan
organisrne makanan; (3) ukuran, umur dan jenis kelamin ikan itu sendiri;
dan (4) jumlah ikanikan lain yang memanfaatkan sumber-sumber yang sama.
Pertumbuhan ikan
dalam usaha budidaya tergantung pada padat penebaran, kondisi Iingkungan, pemberian pakan, dan jasad renik yang berada di
perairan sebagai makanan alaminya (Aziz, 1989 in Wahyuni, 2001).
Grass carp muda lebih cepat tumbuh dari ikan yang lebih tua umurnya dan ikan betina lebih cepat tumbuh dibandingkan ikan
jantan. Kerna kemampuan grass carp mengkonsumsi
tumbuhan air tergantung pada ukuran tumbuhan
air dan ikan, umur, kepadatan, serta lokasi tumbuhan air dalam kolom air (Sutton dan Vandier, 1989 in Wahyuni, 2001).
Rendahnya daya cerna terhadap rumput-rumputan akibat
mekanisme pencernaan yang lemah dari
saluran pencernaan ikan koan. Tetapi ikan koan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengabsorbsi protein larut air dari dinding sel rumput yang pecah. Dari informasi ini, laju pertumbuhan ikan koan dapat ditingkatkan dengan pemberian nutrien yang seimbang dalam bentuk pelet dibandingkan dengan rumput-rumputan dan daun yang digunakan dalam pakan seperti biasanya
(Law, 1986 in Puspita, 1990).
2.1.6. Pembenihan
1)
Pemeliharaan Induk
Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,2 s/d 0,3
kg/m2. Selain diberi pakan tumbuhan air atau rumput-rumputan juga diberi pakan
buatan berupa pellet sebanyak 1% dari berat total populasi dengan berat
frekuensi pemberian sebanyak 2 kali per hari.
Induk ikan grass carp dapat dipijahkan setelah berumur 1
tahun dengan berat 2 - 2,5 kg.
Tanda
Induk matang gonad adalah:
Betina : Perut mulai bagian dada sampai ke
arah pengeluaran menbesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin agak
kemerahan dan agak menyembul keluar serta gerakan relatif lamban.
Jantan : Dibandingkan dengan betina bentuk
badan relatif lebih langsing, sirip dada bagian atas kasar dan bila perut
diurut kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih (sperma).
2)
Pemijahan
Pemijahan ikan grass garp dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.
Induced Breeding
Pemijahan secara ”Induced breeding” yaitu dengan menyuntikan
hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan donor atau
menggunakan hormon LHRH-a atau ovaprim™.
Induk betina disuntik 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 6
jam, apabila menggunakan kelenjar hipofisa 2 dosis tetapi apabila menggunakan
ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan penyuntikan
kedua 2/3 bagian.
Induk jantan disuntik cukup sekali, menggunakan kelenjar
hipofisa 1 dosis, bila menggunakan ovaprim 0,15 ml/kg dan dilakukan bersamaan
dengan penyuntikan kedua pada induk betina.
Kedua induk ikan setelah disuntik dimasukan ke dalam bak
pemijahan yang dilengkapi dengan hapa, setelah 6 jam dari penyuntikan pertama
induki betina diperiksa kesiapan ovulasinya setiap 1 jam sekali, dengan cara
diurut secara perlahan.
Ikan
yang akan memijah biasanya ditandai dengan saling kejar, perut besar dan lunak,
keluar cairan kuning dari lubang kelamin.
Setelah tanda-tanda tersebut, induk jantan dan betina
diangkat untuk dilakukan stripping (pengurutan) yaitu dengan mengurut bagian
perut ke arah lubang kelamin. Telurnya ditampung dalam wadah/baki plastik dan
pada saat bersamaan induk jantan di-stripping dan spermanya ditampung dalam
wadah yang lain kemudian diencerkan dengan cairan fisiologis (NaCl 0,9 %) atau
cairan Sodium Klorida.
Sperma yang telah diencerkan
dituangkan kedalam wadah telur secara perlahan-lahan serta diaduk dengan
menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih dan diaduk secara merata sehingga
pembuahan berlangsung dengan baik. Untuk mencuci telur dari darah dan kotoran
serta sisa sperma, tambahkan lagi air bersih kemudian airnya dibuang, lakukan
beberapa kali sampai bersih, setelah bersih telur dipindahkan kedalam wadah
yang lebih besar dan berisi air serta diberi aerasi, biarkan selama kurang
lebih 1 jam sampai mengembang secara maksimal.
b.
Induced Spawning
Pemijahan secara Induced spawning perlakuannya sama seperti
pemijahan Induced breeding, hanya setelah induk jantan dan betina disuntik,
dimasukan ke dalam bak pemijahan dan dibiarkan sampai terjadi pemijahan secara
alami.
Setelah memijah maka induk jantan
dan betina dikeluarkan dari bak pemijahan dan telur yang sudah dibuahi
ditampung dalam wadah yang berisi air serta diaerasi dan dibiarkan sampai
mengembang secara maksimal.
3)
Penetasan Telur
Penetasan dilakukan di dalam hapa corong berdiameter 40 cm
dan tinggi 40 cm dengan mengalirkan air dari bawah untuk memutar air yang
berisi telur agar tidak menumpuk. Padat penebaran telur 10.000 butir/corong.
Telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam pada suhu 29°C.
Selain di dalam hapa corong
penetasan dapat juga dilakukan di dalam akuarium (40 x 60 x 40) cm yang
dilengkapi dengan aerasi. Padat tebar telur 5.000 butir/akuarium pada suhu 26
s/d 29°C, telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam.
4)
Pemeliharaan Larva
Setelah menetas larva di pelihara
dalam corong yang sama , namun sebelumnya telur-telur yang tidak menetas di
buang dahulu. Lama pemeliharaan dalam corong 4 hari. Apabila telur ditetaskan
dalam akuarium , setelah menetas larva bisa dipelihara di akuarium yang sama
namun sebelumnya telur yang tidak menetas dan ¾ bagian air di buang dahulu dan
diisi air yang baru. Larva yang sudah berumur 4 hari bisa langsung di tebar di
kolam pendederan, atau di beri pakan alami berupa nauplii Artemia, Brachionus
atau Moina. Pemeliharaan larva dalam akuarium selama 10 hari, air harus di
ganti setiap hari sebanyak 2/3 bagian.
2.1.7. Kualitas
Air
Air sebagai media tempat hidup
ikan sangat berpengaruh pada kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Oleh sebab.itu air yang
digunakan untuk usaha budidaya harus mempunyai kondisi yang optimal, baik mengenai kualitas maupun
kuantitasnya. Temperatur merupakan salah satu
faktor lingkungan yang berperan menentukan frekuensi
pemberian pakan. Temperatur yang sesuai
untuk pemeliharaan ikan Roan berkisar
antara 13 - 30 °C, dengan suhu
optimum antara 22 -
28C
dan pada perairan alami, ikan dapat hidup pada kisaran pH 5 — 8,5. Ikan
loan mampu bertahan hidup pada
perairan dengan kondisi pH antara 5 — 9 (Ling, 1965 in Puspita,
1990).
Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil
fotosintesis dan proses difusi dari udara.
Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di dalam air dan udara . Kandungan oksigen terlarut
dalam air akan menurun jika terjadi
penambahan suhu. Pada kondisi kaya akan oksigen, ikan-ikan jarang mati tapi pada keadaaan tertentu dapat
mematikan karna di dalam pembuluh-pembuluh darah terdapat emboli gas
yang mengakibatkan tenutupnya pembuluh-pembuluh
rambut oleh daun-daun insang ikan (Asmawi, 1983 in Puspita, 1990).
2.1.8. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah
parasit yaitu : Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella,
yang biasanya menyerang bagian permukaan tubuh dan insang. Cara mengatasinya
dengan pemberian formalin 25 ppm.
3.1.
Tempat
dan Waktu
Kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL)
ini dilaksanakan pada bulan November hingga
Desember tahun 2012. Lokasi
berada di Balai Benih
Ikan Air
Tawar Lombok Timur.
3.2.
Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah alat tulis menulis, kolam pemeliharaan, hapa, serok, ember, timbangan, dan kamera. Bahan
yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah ikan koan atau grasscarp, ikan nila
dan pakan berupa pelet.
3.3.
Metode
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Metode
yang akan digunakan dalam praktek kerja lapangan ini adalah metode deskriptif,
dimana metode deskriftif adalah suatu metode yang menggambarkan suatu kejadian
yang diamati secara langsung di lapangan dan dilengkapi oleh beberapa
literature sehingga menjadi data PKL. Sedangkan pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara dan partisipasi dengan melibatkan diri secara
langsung dalam kegiatan teknik pembenihan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella ).
3.4.
Teknik Pengumpulan
Data
Data yang dikumpulkan dalam PKL ini meliputi
data Primer dan Skunder
1) Pengumpulan data
primer
Pengambilan data primer dilakukan dengan cara
turun langsung untuk melakukan pengamatan, wawancara dengan teknisi atau
petugas lapangan untuk memperoleh data-data dan praktek langsung di
lapangan. Data primer yang dibutuhkan dalam PKL mengikuti kuisioner pada
Lampiran 1.
2) Pengumpulan data
sekunder
Pengambilan
data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur yang bersumber dari
Internet, jurnal maupun buku-buku berupa informasi dari instansi
terkait, dan referensi yang menunjang pembahasan obyek yang membahas tentang teknik pembenihan ikan grass carf.
3.5.
Jadwal Pelaksanaan
PKL
Plaksanaan praktek kerja lapangan di
jalankan seperti pada table 1, yang dilampirkan pada Lampiran 2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Budidaya
Ikan Air Tawar. http// perikanan. umm.ac.id/
id/ umm-news-2833-budidaya-ikan-html. [1
Oktober 2012].
Anonim, 2011. Habitat ikan Koan. www.scribd.com/doc.
73747214/ 4/ habitat-ikan-koan. [1 Oktober 2012].
Khaeruman dan Amri, K., 2011. Usaha
Budidaya Ikan Air Tawar. Pustaka.
Jakarta.
Kordi, K., M. Gufran. 2009. Budidaya Perairan Buku Kedua. Bandung.
Puspita, F.M, 1990. Pengaruh Frekuensi Pakan Terhadap Pertumbuhan
Benih Ikan Koan (Ctenopnaryngoaon idella). Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.
Resmikasari, Y, 2008. Tingkat Kemampuan Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella Val.)
Memakan Gulma Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Jurusan Budidaya
Perairan IPB. Bogor.
Wahyuni, W. W, 2001. Pertumbuhan Ikan Koan (Ctenopharyngodon
idella ) Pada Karamba Jaring Apung Di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurusan
Budidaya Perairan IPB. Bogor.
Suyanto, R. S, 2009. Nila. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Syaputra, 2012. Klasifkasi Ikan
Grass Carp. Sumber : Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Website : www.bbpbat.net
mksh ea
ReplyDeleteok sama sama..
Delete